TELEGRAPH.ID, MAMUJU – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) menggelar konferensi pers perkembangan Indek Harga Konsumen (IHK) atau inflasi Sulbar selama Juni 2019.
Pres rillis dipimpin oleh Kepala Bidang Statistik Distribusi, Fredy Takaya di Aula Kantor BPS Jl Marthadinata, Kelurahan Simboro, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, Senin (1/7/2019).
Fredy memaparkan, Mamuju dengan inflasi sebesar 0,16 persen atau terjadinya peningkata indeks harga konsumen (IHK) dari 132,87 pada Mei 2019 menjadi 133,08 pada Juni 2019, menempati urutan ke 64 dari 76 kota yang mengalami inflasi di Indonesia.
“Dari tujuh kelompok pengeluaran di Mamuju, hanya satu yang memberi andil deflasi, hanya kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,23 persen atau mengalami penurunan indeks dari 122,05 menjadi 121,77 pada Juni 2019,”papar Fredy.
Adapun kelompok pengeluaran yang memengaruhi terjadinya inflasi, yaitu kelompok bahan makanan, 0,60 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 139,05 pada Mei 2019 menjadi 139,89 persen.
Kelompok makanan jadi, muniman, rokok dan tembakau 0,01 persen. Atau terjadi pengkatan indeks dari 135,88 dari Mei 2019 menjadi 135,89 pada Juni 2019.
Kemudian kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,02 persen atau terjadi pengkatan indeks dari 130,25 pada Mei 2019 menjadi 130,28 pada Juni 2019.
Kelompok sandang 0,47 persen atau terjadi peningkatan indek dari 138,04 menjadi 138,69 pada Juni 2019. Kelompok kesehatan 0,04 persen atau terjadi pengikatan indeks dari 127,07 pada Mei 2019 menjadi 127,12 pada Juni 2019.
Sementara kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,11 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 143,05 pada Mei 2019 menjadi 143,21 pada Juni 2019.
“Tingkat perubahan indeks tahun kalender (Januari-Juni) 2019 di Mamuju adalah inflasi 0,35 persen. Sedangkan tingkat perubahan indeks tahun ke tahun (Juni 2019 terhadap Juni 2018) adalah inflasi 0,54 persen,”paparnya.
Beberapa komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah cabai merah 0,09 persen, ikan layang 0,07 persen; dan bawang merah 0,05 persen.
“Sedang kelompok yang dominan memberi andil deflasi adalah bawang putih 0,05 persen; telur ayam ras 0,04 persen dan angkutan antar kota 0,03 persen,”tuturnya.
Sementara dari 11 kota yang terdapat di Sulawesi, semua mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Manado sebesar 0,60 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Makassar sebesar 0,05 persen.
“Mamuju dengan inflasi 0,16 persen menempati urutan kesembilan dari 11 kota mengalami inflasi di Pulau Sulawesi,”tutupnya.
(Ipenk)