TELEGRAPH.ID, MAMUJU-Satu diantara komitmen Relawan TIK secara berjenjang diseluruh Indonesia adalah konsen terhadap literasi digital fundamental. Kedengarannya mungkin sederhana tetapi ini merupakan upaya Relawan TIK untuk merangkul mereka yang sama sekali belum melek terhadap platform digital dalam aktifitas mereka. Sehingga dalam kemajuan satu daerah tidak ada yang merasa ditinggalkan. Hal tersebut disampaikan oleh Shalahuddin, Program & Partnership Officer Relawan TIK Mamuju ditengah-tengah pelaku UMKM pada pameran produk mereka yang ditempatkan di Water Park d’Maleo hotel Mamuju Minggu (27/6) siang.
Lebih lanjut diungkapkan, selain literasi digital fundamental, pada tahap berikutnya Relawan TIK tetap hadir pada proses fasilitasi pemasaran yang menggunakan platform digital. “Apa yang kita lakukan bersama pada hari ini sesungguhnya sudah ada pada fase kedua ini. Fase dimana kami fasilitasi dengan menyiapkan platform digital untuk kegiatan pemasaran. Tetapi sekali lagi kita tetap berharap jangan ada yang tertinggal pada setiap tahapan yang ada. Mari tetap bergandengan tangan untuk menjemput masa depan perkembangan dunia. Jangan ada yang merasa ditinggalkan oleh kemajuan zaman,” ungkapnya di hadapan peserta pelatihan.
Sementara itu, pihaknya pun membeberkan sejumlah fenomena usaha UMKM di Kabupaten Mamuju. Berdasarkan olah data yang dilakukan Relawan TIK bersama dengan pemerintah daerah Kabupaten Mamuju, pelaku UMKM yang telah menggunakan platform digital sebagai basis pemasaran masih didominasi dengan penggunaan platform media sosial pesan instant.
“Kalau hasil peta data kita yah bersama Pemkab, aktifitas pemasaran yang dilakukan UMKM kita di Mamuju yang menggunakan platform teknologi digital itu masih didominasi penggunaan Facebook dan WhatsApp. Sementara untuk jenis usaha yang paling dominan ada tiga yang cukup tinggi grafiknya. Pertama pada produk makanan jadi, kedua bahan campuran dan ketiga bahan makanan,” bebernya.
Kemudian diuraikan lebih lanjut, ketika melihat sebaran berbasis kecamatan pun demikian gambarannya. “Begitu juga kalau misalnya kita breakdown data itu ke level kecamatan juga masih diseputaran itu usahanya. Kalau pun ada selisih atau garfik berbeda juga tidak signifikan. Untuk sementara kita bersama pemda melihat di empat kecamatan dominan. Yaitu di kecamatan Mamuju, Simboro, Kalukku dan Tapalang,” urainya.
Seiring dengan tren tersebut pun Shalahuddin mengingatkan bahwa operasi pemasaran yang meski tidak selalu seiring dengan aktifitas transaksi non tunai, lambat atau cepat perlahan juga akan mengarah pada metode tersebut. “Jadi barang akan dijual didaerah lain dan proses pembayarannya juga akan seiring menggunakan metode pembayaran by transfer. Tentu ini akan menjadi tren baru dalam model transaksi keuangan kita. Nah itu baru transfer secara konvensional. Bagaimana lagi dengan penggunaan dompet digital. kondisi inilah yang bagi Relawan TIK untuk tetap hadir mendampingi masyarakat bagaimana transaksi yang aman. Sebab basis keuangannya pun sudah digital. Bukan uang kertas lagi,” jelasnya.
Apalagi kata dia, tren pembayaran non tunai yang dilakukan oleh pelaku UMKM Mamuju juga tampak positif. “Jika melihat data yang ada khususnya di kabupaten Mamuju untuk pelaku UMKM yang menggunakan platform media digital sebagai basis pemasaran menunjukkan pembayaran tunai menembus 25,5 persen dan sementara yang memadukan metode pembayaran tunai dan non tunai 72,5 persen. Sehingga penting untuk tetap hadir menjemput pelaku UMKM yang belum tersentuh metode seperti ini untuk lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi yang ada hari ini. Dan kita optimis melihat tren secara umum di Sulawesi Barat penggunaan aplikasi pembayaran berbasis QRIS seperti QRen yang juga digerakkan oleh Relawan TIK Sulawesi Barat terus bertumbuh,” pungkasnya.
RTIK Gandeng Kururio Hadir Mendampingi UMKM Mamuju
Pada kegiatan itu juga, turut hadir Yudha Adhadian, Chief Marketing Officer aplikasi Kururio yang menjadi mitra pemerintah daerah Kabupaten Mamuju dalam menata ekosistem ekonomi digital bagi pelaku UMKM. Dihadapan pelaku UMKM Mamuju, pria yang akrab disapa Yudha ini membeberkan UMKM masa kini diperhadapkan pada banyak platform digital. “Kita punya banyak pilihan. Sehingga pasar kita juga variatif dalam memasarkan produk UMKM. Sehingga kehadiran setiap platform baru merupakan hal positif dalam menghadapi pasar digital. Jadi kalau sudah ada aplikasi A misalnya, gak apa-apa kita pasang aplikasi B artinya semakin banyak platform artinya makin banyak jangkauan pasar kita,” pungkasnya. (***)
📝 Lisa Sari DH
📸 Dwi Imas Saputra