Validasi Data Rumah Rusak Akibat Gempa Sulbar Ditarget Selesai Maret
TELEGRAPH.ID, MAMUJU – Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat menargetkan validasi data bantuan rehabilitasi kerusakan rumah akibat gempa magnitudo 6.2 SR yang terjadi pada Jumat 15 Januari lalu, selesai bulan Matet 2021 mendatang.
Diketahui, akibat gempa bumi yang mengguncang Sulbar menyababkan total kerugian sebesar Rp 829.1 miliar.
Di Majene kerugian materian sebesar Rp 449.8 miliar dengan rincian, pemukiman Rp 365.3 miliar, infrastruktur Rp 235 juta, sosial Rp 76.9 miliar, ekonomi Rp 5.13 miliar dan lintas sektor 2.1 miliar.
Sementara di Kabupaten Mamuju kerugian material sebesar Rp 379.3 miliar, dengan rincian, pemukiman Rp 270.1 miliar, infrastruktur Rp 1.3 miliar, sosial Rp 17.4 miliar, ekonomi Rp 50.4 miliar dan lintas sektor 39.9 miliar.
“Ada komitmen upaya percepatan dari jajaran Pemprov untuk menyelesaiakan proses tersebut bulan depan. Paling lambat awal Maret. Bahkan dalam rapat terakhir akan diupayakan Februari datanya sudah final,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Sulbar, Muhammad Idris DP, Jumat (29/1/2021).
Presiden Joko Widodo telah menyampaikan rencana pemberian bantuan dana rehabilitasi kerusakan rumah akibat gempa bumi saat berkunjung ke Mamuju 19 Januari lalu.
Bantuan akan disesuai tingkat kerusakan rumah. Kategori rusak berat akan disantuni Rp 50 juta, rusak sedang Rp 25 juta dan ringan Rp10 juta.
Menurut Idris, validasi data tak dapat dilakukan terburu-buru. Membutuhkan waktu. Termasuk, memetakan korban dalam kategori sebagai rusak berat, sedang atau ringan.
“Data awal penerima bantuan rehabilitasi rumah telah diserahkan Pemprov ke Pemerintah pusat. Data awal ini, sekaligus akan digunakan sebagai acuan melakukan validasi rumah per rumah,”kata dia
Sebagai gambaran, data rumah terdampak gempa di Kabupaten Mamuju, baik kategori rusak berat, sedang dan ringan yang telah diserahkan ke pemerintah pusat sekitar 8.000 rumah.
Namun, berdasarakan laporan terakhir oleh tim validasi, jumlahnya berkurang menjadi 6.000 rumah. Jumlah ini pun, lanjut Idris, masih memungkinkan berkurang.
“Akan ada beberapa lapis tim untuk memastikan penerima bantuan sesuai dengan nama dan alamat,”ucapnya.
Karena itu, Idris meminta masyarakat untuk memberikan data dan informasi apa adanya. Tidak memberikan data yang berubah-ubah yang berkonsekuensi memperlambat proses validasi.
“Dananya sudah siap, begitu data final, telah melalui hasil validasi awal maupun akhir, mka akan disodorkan kepemerintah pusat, dana akan langsung cair dan langsung ke penerima,”pungkasnya.(adv)