Media Platform Baru Sulawesi Barat

Peta Politik Pilkada Kabupaten Mamuju 2020, Siapa Yang Layak Menjadi Bupati Mamuju ?

0 685

Nanang Wahidin (Ketua FPK Sulawesi Barat)

Diawal tulisan ini, saya akan mengajak pikiran kita untuk mengingat dan menginventarisir hasil Pemilu serentak 2019 kali ini, meski memang belum 100% Final sebab masih menunggu jadwal penetapan secara resmi oleh KPU RI dan hasil-hasil sidang gugatan di Mahkamah Konstitusi (MK) yang akan dimulai sejak 23 mei sampai 25 mei bulan ini, namun setidaknya, sudah ada gambaran warna politik demi kepentingan menyorot tokoh yang keluar sebagai pemain hebat berdasarkan fakta dan data kali ini, tentu akan memposisikan diri dan partainya sebagai ukuran layak tempur.

Nah, Analisasi kali ini kita akan membuat Peta Politik khusus pada pemilihan kepala daerah Kabupaten Mamuju dan demi pelaksanaan yang tertib dan teratur, maka pihak penyelenggara (KPU) akan mempolanya pada tahapan -tahapan tersusun, dalam jadwal dan bertujuan sebagai media penginformasian syarat dan juknis lainnya, secara pasti akan menjadi wasit pada gelanggang Pilkada kali ini, dan tahapan itu dimulai pada bulan juli 2019 tahun ini.

A. Besaran Pengaruh Partai Pada Pilkada Mamuju 2020

Untuk mengetahui besaran pengaruh partai maka baiknya kita akan merangking partai sesuai kursi yang diperolehnya baik kabupaten sampai pada kursi provinsi yang dirauf dari dapil sulbar 5 kabupaten mamuju, kursinya sebagai berikut:

  1. Partai Nasdem Meraih 9 kursi kabupaten dan 2 kursi provinsi.
  2. Partai Demokrat Meraih 4 kursi kabupaten dan 3 kursi provinsi
  3. Partai Hanura Meraih 4 kursi kabupaten dan 1 kursi provinsi
  4. Partai PAN Meraih 3 kursi kabupaten dan 1 kursi provinsi_
  5. Partai Golkar Meraih 2 kursi kabupaten dan 1 kursi provinsi
  6. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Meraih 1 kursi kabupaten dan 1 kursi provinsi
  7. Partai Gerindra Meraih 3 kursi kabupaten dan 0 kursi provinsi
  8. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) meraih 1 kursi kabupaten
  9. Partai Bulan Bintang (PBB) meraih 1 kursi kabupaten
  10. Partai Persatuan Indonesia (Perindo) 1 kursi kabupaten
  11. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Meraih 1 kursi kabupaten

Maka dipastikan partai yang bisa mengusung tanpa koalisi hanya NasDem sebab memenuhi 20% kursi yakni 6 kursi dan NasDem malah melebihi sebab mendapatkan 9 kursi keseluruhan dapil, maka partai lainnya harus membentuk koalisi demi pemenuhan kuota 20% syarat pengusungan.

B. Potensi Figur Yang Akan di Usung Oleh Parpol

Nama figur tentu mulai marak bermunculan pada dunia medsos dan issue yang beredar dimasyarakat sampai pelosok, sebab waktu Pilkada hampir disebut sudah didepan mata dan membuat para politisi belum sempat menarik nafas secara sempurna, namun kondisi memaksa nafas itu harus dihembuskan kembali, begitu kira-kira gambarannya, hehehe

Namun dari beberapa Parpol dan Simpatisan Parpol sudah mulai melakukan manuver diberbagai lini, seperti media sosial dan media massa lainnya, sebutlah sosok Habsi Wahid yang kencang dengan tema lanjutkan 2 periode. Sosok Irwan S.P. Pababari dengan tema Dont Delay. Kemudian Sutina Suhardi dengan tema Kita Tina.

Juga ada figur lainnya seperti H. Damris, H. Hamzah Hapati Hasan, yang digadang-gadang akan menjadi poros tengah, dan ketika kita coba untuk mengawinkannya sesuai dengan posisi dan kedekatan perhari ini (kamis, 16 mei 2019) maka akan ketemu pada komposisi;

  1. NasDem akan mengusung Habsi Wahid sebagai Bakal Calon (Balon) Bupati.
  2. Demokrat harus mencari koalisi 2 kursi dan akan mengusung Sutina Suhardi.
  3. Hanura harus mencari koalisi 2 kursi dan akan mengusung Irwan S.P Pababari.
  4. Golkar jika memang harus mengusung maka harus mencari 4 kursi parlemen lagi. Sisa partai lainnya bisa jadi membentuk Koalisi Baru sebagai Poros Baru atau bisa juga menjadi Partai oposisi.

C. Demografi Masyarakat Kabupaten Mamuju Dalam Kaca Mata Politik

Mamuju dikenal dengan istilah Indonesia Mini sebab memiliki masyarakat yang multi etnis, suku, dan ras, serta beragam agama, membuktikan Mamuju tidak homogen dan mono etnis, darinya itu setiap kompetisi politik di Mamuju tidak pernah terarahkan pada mayoritas kepentingan salah satu golongan atau etnis saja, namun melewatinya dengan begitu demokrasi sesuai dengan keyakinan, kepentingan dan kebutuhan masing-masing dari kelompok mereka.

Namun ada beberapa kelompok masyarakat yang memang lebih dulu muncul dan disebut sebut oleh masyarakat lainnya dalam kontestasi politik seperti kelompok Gunung, Bugis, dan Mamuju. Maka bakal calon Bupati Mamuju selalu menjaring survei figur yang tidak keluar dari 3 refresentasi etnis tersebut. Sebagai bakal Calon Wakil Bupati Mamuju, seperti pada Pilkada 2005 Pak Umar. P mendampingi Pak Suhardi Duka.

2010 Alm. Pak Bustamin Bausat mendampingi Pak Suhardi Duka dan Pak Umar. P berpasangan dengan Irwan S.P Pababari, Kemudian Alm. Bustamin Bausat Kembali berposisi tinggi pada survei elektabilitas dan maju berpasangan dengan H. Damris dari Golongan Pegunungan, maka betapa tidak kelompok tersebut selalu mengambil bagian besar dalam kontestasi politik di Mamuju.

D. Pilkada Mamuju Dalam Tuntutan Kaum Milenial

Pada irisan ini (Kaum Milenial) maka yang banyak diperbincangkan adalah sosok Sutina Suhard, sebab sampai saat ini masih menjabat sebagai Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Mamuju yang banyak menghimpun kaum Milenial, yang lainnya kebanyakan konsentrasi pada organisasi budaya, tani dan lain-lainnya.

Namun tidak bisa diabaikan kelompok milenial, saat ini sudah mulai meningkat dan kritis pada penentuan pilihan politik mereka. Maka Balon kepala daerah Kabupaten Mamuju di waktu yang sama ini, harus menyusun strategy dan taktik pada arah pemberdayaan kaum milenial.

E. Prediksi Takaran Komposisi Tarung

Jika komposisi Balon Bupati dan Wakil Bupati Ini tepat, maka nilai jual tarungnya akan semakin tinggi, sebutlah;

  1. Habsi Wahid dan Kelompok H. Fire.
  2. Sutina Suhardi dan Muh Zakir Akbar.
  3. Irwan S.P Pababari dan Muzakkir Kullase.
  4. H. Hamzah Hapati Hasan dan H. Umar. P.

Sementara pemain cadangan yang sejauh ini terpantau oleh Crew Nawaitu, Munandar Wijaya (Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulbar), H. Damris dan Tahir Kuraiseng.

Maka komposisi diatas tentu akan seruh, dan pada kesimpulannya yang kuat adalah mereka yang bisa menyusun koalisi gemuk dan memilih pasangan yang tepat, serta punya kemampuan lainnya sebagai alat penunjang.

Sekian dan terimakasih serta selamat berbuka puasa.

Salam NAWAITU
Mamuju, 16 Mei 2019

Leave A Reply

Your email address will not be published.