Diskusi Senin: Profesi BK Persinggahan atau Pilihan
TELEGRAPH.ID, ENREKANG – Menjadi seorang konselor atau Guru BK seharusnya menjadi pilihan, bukan sekedar persinggahan. Sebagai mahasiswa BK, mau tidak mau harus mendalami dan berproses dengan baik di bangku perkuliahan.
Hal itu disampaikan Muliyadi,S.Pd.,M.Pd saat memberikan materi dalam diskusi dengan tema “Profesi BK: Pilihan atau Persinggahan” yang diselenggarakan HIMA Prodi Bimbingan Konseling STKIP Muhammadiyah Enrekang di kampus II Buttu Cui, Senin (13/01/2020).
Menurutnya, profesi seperti konselor adalah pekerjaan yang sangat mulia. Dengan begitu, seharusnya BK menjadi pilihan apapun resikonya.
“Ingat membantu orang-orang adalah pekerjaan yang sangat mulia. Memang tidak mudah menjadi guru BK”, terang dosen Prodi BK STKIP Muhammadiyah ini.
Lebih lanjut, ia mengakui memang profesi BK masih punya stigma negatif di masyarakat.”BK memang kerap dicap sebagai polisi sekolah dan kita tidak tutup mata dengan problem tersebut,”
“Karena itu, untuk meluruskan anggapan tersebut, mari kita bersama-sama membangun kepercayaan dimulai dari diri kita sendiri, termasuk belajar menjadi pribadi yang santun dan menguasai ilmu ke-BK-an agar saat menjadi guru BK sudah mampu bekerja secara profesional” tutupnya.
Turut hadir dalam diskusi, Ketua Prodi BK, Muhammad Junaedi Mahyuddin, S.Pd.,M. Pd memberikan penguatan di akhir kegiatan.
“Saat ini peran BK sangat dibutuhkan. Jadi, sebagai mahasiswa BK sebaiknya fokus belajar dulu. Yakin dan percaya profesi BK akan menjadi pilihan, bukan lagi sekedar persinggahan” nasehatnya.
Diskusi diakhiri dengan penyerahan buku sebagai bentuk apresiasi kepada mahasiswa yang antusias mengikuti kegiatan keilmuan khususnya bimbingan konseling.
(Musdin Musakkir)