TELEGRAPH.ID, MAMUJU- Agenda pemandangan umum fraksi-fraksi DPRD Sulawesi Barat atas penjelasan Gubernur terhadap nota keuangan dan RAPBD tahun anggaran 2024 berlangsung melalui rapat paripurna pada Kamis (12/10) pagi. Sebelumnya telah digelar rapat paripurna atas agenda penyerahan dan penjelasan Gubernur atas nota keuangan dan Rancangan APBD tahun 2024 yang digelar (2/10) lalu.
Terhadap rancangan tersebut, Fraksi Demokrat mempertanyakan sejumlah rencana belanja hibah. Baik yang mengalami lonjakan maupun yang mengalami stagnasi.
Pada pemandangan umum itu, Fraksi Demokrat mempertanyakan salah satunya pada belanja hibah yang rencananya diperuntukkan bagi Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI). Sebab mengalami lonjakan signifikan dari jumlah sebelumnya.
“Menurut hemat kami ada lonjakan belanja hibah pada lembaga Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI). Pada tahun 2023 hanya tercatat mendapatkan pagu anggaran Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) dan pada 2024 diusulkan menjadi Rp. 4.000.000.000,- (Empat Milyar Rupiah) atau mengalami kenaikan Rp. 3.500.000.000,- (tiga milyar lima ratus juta rupiah) atau jika dipersentasekan mengalami peningkatan sekira 700%,” ungkap Juru Bicara Fraksi Demokrat, Firman Argo Waskito.
Bagi fraksi demokrat kondisi tersebut cukup kontras ditengah keterbatasan daerah dalam menyelesaikan sejumlah persoalan.
“Kita dituntut untuk mampu memilah kebutuhan dan keinginan yang perlu mendapat perhatian lebih serius. Termasuk didalamnya komitmen kita bersama untuk merancang anggaran yang tepat guna dan sasaran agar mendapat nilai manfaat sebesar-besarnya. Dalam hal ini kita komitmen terhadap manfaat yang tak hanya dirasakan, tetapi sebisa mungkin melibatkan langsung masyarakat,” ungkapnya.
Kondisi tersebut dinilai kontras setelah melakukan komparasi terhadap dua rencana belanja hibah lainnya yang juga dianggap cukup mendasar namun mendapatkan pagu yang masih jauh dari angka harapan.
“Pertama pada belanja hibah bantuan beasiswa perguruan tinggi dan Kedua belanja hibah bantuan rumah ibadah. Pada belanja bantuan beasiswa perguruan tinggi bila dilihat lebih seksama sesungguhnya masih belum mencukupi untuk mencapai target peningkatan Sumber Daya Manusia yang lebih maksimal. Sehingga penting bagi kami untuk mendapat penjelasan apa yang menjadi kendala sehingga pagu yang disiapkan masih sangat minim. Sementara dengan melihat animo masyarakat kita untuk menempuh Pendidikan lebih layak cukup tinggi,” bebernya.
Demikian halnya bagi Fraksi Demokrat terhadap belanja hibah bantuan rumah ibadah. “Jumlahnya hanya mengalami peningkatan namun belum semaksimal jika tak ingin menyebutnya stagnan sebab kenaikannya hanya sekitar 0,30% dari tahun sebelumnya. Bisa dibayangkan kesenjangan kenaikannya. Ada yang 700 persen ada yang 0,30 persen. Padahal kita memahami bahwa selain menjadi kebutuhan dasar masyarakat, juga mesti dipahami masih banyak rumah ibadah yang perlu dilakukan pembenahan terutama yang berada pada daerah pelosok dan pernah terdampak kerusakan saat gempa bumi melanda,” ujarnya.
Sehingga kata Firman, patut untuk menjadi pertanyaan bagi fraksi demokrat terkait hal tersebut apa hal yang dianggap cukup urgen dibiayai oleh Korpri di Sulawesi Barat sehingga mengusulkan dengan kenaikan yang signifikan.
“Kita khawatir akan muncul penilaian dari masyarakat bahwa APBD kita memang tak memihak pada masyarakat tetapi hanya untuk membiayai secara khusus kepentingan dari kegiatan ASN. Terlebih ditengah situasi politik tahun depan tentu membutuhkan kepekaan sosial kita agar sirkulasi ekonomi kita bisa lebih sehat dan menyentuh rakyat lebih banyak. Olehnya terkait hal ini kami tentu berharap penjelasan lebih detail mengingat Pj. Gubernur kita saat ini juga diketahui menjabat sebagai Ketua Umum dewan Pengurus Korpri Nasional agar kita tak menduga-duga yang lebih jauh,” kuncinya.
Sementara untuk jawaban gubernur terhadap sejumlah pertanyaan fraksi-fraksi di DPRD, menunggu jadwal rapat paripurna lanjutan yang diagendakan Jumat (13/10) besok. (***)