Media Platform Baru Sulawesi Barat

Penutupan STQH ke-XI, Wagub Salim S Mengga Dorong Lahirnya Generasi Qurani Berprestasi

0 83

TELEGRAPH.ID, MAMUJU – Wakil Gubernur (Wagub) Sulawesi Barat, Salim S. Mengga, menghadiri penutupan Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (STQH) ke-XI tingkat Provinsi Sulbar 2025 di Masjid Raya Suada Mamuju, Selasa, 3 Juni 2025.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat, di bawah kepemimpinan Gubernur Suhardi Duka (SDK) dan Wakil Gubernur Salim S. Mengga, menekankan bahwa kegiatan STQH ke-XI bukan hanya sebagai ajang religi, tetapi juga momentum penting untuk memperkuat dukungan Pemprov Sulbar terhadap pembangunan SDM yang Qurani, berprestasi, dan memiliki daya saing.

Pada STQH ke-XI, Kabupaten Polewali Mandar berhasil meraih juara umum, diikuti oleh Kabupaten Pasangkayu sebagai juara umum II, dan Kabupaten Mamasa yang meraih juara umum III.

Dalam sambutannya, Salim S. Mengga mengucapkan selamat kepada kafilah yang berhasil keluar sebagai peserta terbaik dalam STQH tingkat Provinsi Sulbar tahun ini.

“Bagi anak-anak saya yang hari ini belum berhasil tampil sebagai peserta terbaik, saya sampaikan pesan untuk terus belajar. Mungkin hari ini kamu belum berhasil, tetapi jika kamu tidak pernah kehilangan semangat, maka hari ini sesungguhnya adalah sukses yang tertunda. Insya Allah ke depan kamu bisa tampil lebih baik,” ujar Salim S. Mengga.

Wagub Salim juga mengungkapkan prestasi gemilang yang pernah diraih Sulbar beberapa tahun lalu saat masih bergabung dengan Sulawesi Selatan (Sulsel).

“Sulbar pernah menghasilkan Qori terbaik dunia. Beberapa tahun lalu, waktu kita bergabung dengan Sulsel, orangnya sekarang masih ada di Makassar, menjadi Imam di Masjid Al-Markas. Dia adalah Qori terbaik dunia pada masanya,” ungkapnya.

“Kita berharap ke depan Sulbar bisa menghasilkan lagi Qori dan Qoriah terbaik,” tambah Salim.

Menurut Salim, Sulbar merupakan gudang ulama. Di masa lalu, Sulbar adalah salah satu pusat pengembangan agama Islam. Banyak guru dan ulama, baik yang berasal dari Timur Tengah maupun dari Gujarat, yang memberi kontribusi besar dalam penyebaran Islam di wilayah ini.

“Jejak langkah mereka masih bisa kita temukan di Makassar. Dulu, salah seorang penyebar Islam di Mamuju, sekarang cucunya ada di Jalan Somba Opu. Mereka berasal dari Gujarat, sebagian besar memang berasal dari Timur Tengah,” ujarnya.

Bahkan, ulama-ulama senior dari Sulbar dikenal hingga ke Pulau Jawa.

“Saya pernah bertemu dengan KH Maimun Zubair, beliau bertanya kepada saya, ‘Pak Salim, Mandar itu di mana?’ Saya jawab, ‘Di pesisir Sulawesi Selatan.’ Beliau tanya lagi, ‘Kenal dengan Kiai Saleh?’ Saya jawab, ‘Kenal, Pak Kiai.’ Beliau bilang, ‘Dia dulu pernah mengajar saya di Mekah. Saya titip salam untuk beliau.’ Saya hanya bisa menjawab, ‘Beliau sudah meninggal, Pak Kiai,’” cerita Salim.

Salim melanjutkan, bahwa dulu orang Sulbar yang ingin belajar mengaji tidak ke Jawa, tetapi langsung ke Mekah. Bahkan, ada orang Sulbar yang pernah menjadi Imam di Masjidil Haram.

“Ini merupakan kebanggaan kita bersama. Anak-anakku sekalian, peserta STQH, teruslah menempa diri dengan baik agar Sulbar dapat melahirkan pembaca-pembaca Alqur’an yang unggul, penghafal Hadis dan Alqur’an, serta melahirkan ulama-ulama yang akan kita andalkan untuk membangun daerah ini,” pungkas Salim.

Ia berharap, dengan prestasi yang telah dicapai saat ini, Sulbar akan mampu mengembangkan diri ke depan dan melahirkan generasi muda yang lebih baik.

“Semoga apa yang saya sampaikan ini bisa menjadi bekal kita semua. Mari kita bangun Sulbar dengan sebaik-baiknya,” harap Salim S. Mengga.

Salim juga berpesan bahwa menghafal Alqur’an dan Hadis saja belum cukup, jika tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Menghafal Alqur’an, menghafal Hadis itu belum cukup. Yang terpenting dalam agama adalah bagaimana kita menerapkan nilai-nilai Alqur’an dalam kehidupan kita. Itu yang paling penting, dan itu kunci untuk membangun bangsa ini,” tuturnya.(*)

Leave A Reply

Your email address will not be published.