Media Platform Baru Sulawesi Barat

Bahas Isu Pemilu Bersama Wartawan, KPU Sulbar: Tantangan Kita Adalah Mendidik Pemilih

0 392

TELEGRAPH.ID, MAMUJU – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulawesi Barat, menggelar dialog pers terkait isu Pemilu 2019 di Warkop Jingga, Jl Ahmad Yani, Kelurahan Binanga, Kecamatan Mamuju, Minggu (24/2/2019) malam.

Dialog yang dihadiri puluhan wartawan di Mamuju, berlangsung pada Pukul 20.00 Wita, hingga Pukul 23.00 Wita.

Ketua KPU Sulbar, Rustang, Komisioner KPU Sulbar Divisi Parmas dan SDM, Adi Arwan Alimin dan Komisioner KPU Sulbar Divisi Teknis, Said Usman Umar, hadir sebagai narasumber dalam dialog tersebut.

Rustang mengatakan, kesuksesan Pemilu pada 17 April 2019, tidak terlepas dari peran wartawan di daerah, sebagai corong untuk menyampaikan informasi dan pendidikan pemilu kepada masyarakat.

“Maka peran wartawan sangat penting untuk kesuksesan pemilu pada 17 April mendatang. Wartawan dalam pandangan kami adalah sebagai corong untuk menyampaikan informasi seputar pemilu kepada masyarakat,”kata Rustang.

Mantan Ketua Panwaslu Kabupaten Mamuju Tengah itu, mengungkapkan, target partisipasi pemilu di Sulawesi Barat, melebihi target secara nasional.

“Target nasional itu sebesar 77.50 %, sementara target kami di KPU Sulbar sebesar 77.60 %. Kami optimis bisa meraih target ini dengan melihat antusias pemilih saat ini,”ujar Rustang.

Rustang menuturkan, berdasarkan rapat koordinasi nasional, KPU Sulawesi Barat berada peringkat pertama menyangkut sosialisasi kepemiluan, dengan persentase 90 %.

“Data itu adalah data akhir Desember 2018. Januari-Februari itu kita targetkan 100 % tingkat sosialisasi. Dan memang dalam satu bulan ini, sosialisasu sudah sangat tinggi melalu relawan demokrasi,”katanya.

Dalam tahapan pemilu, KPU Sulawesi Barat juga terus berusaha mengoptimalkan sosialisasi pemilu kepada masyarakat. Utamanya soal penggunaan sebanyak 5 surat suara yang baru pertama kali terjadi di Indonesia.

“Ini yang menjadi tantangan kita hari ini, sehingga kita harus lebih maksimalkan sosialisasi sehingga masyarakat bisa menggunakan surat suara dengan tepat dan benar,”tuturnya.

Rustang mengatakan, hingga saat ini KPU juga terus berupaya mengoptimalkan agar masyarakat tidak golput dalam perhelatan demokrasi kali ini. Apalagi lagi dikarenakan ketidak tahuan soal teknis memilih.

Sementara Adi Arwan Alimin juga mengatakan, tingkat sosialisasi pemilu di Sulbar sudah sangat tinggi. Tapi yang menjadi tantangan adalah mendidik pemilu.

“Kalau sosialisasi itu sudah sangat tinggi. Tapi tantangan kita adalah bagaimana kualitas pemilu yang belum dapat dijamin. Karena kita tidak dapat pastikan semua orang yang masuk ke TPS akan mencoblos 5 surat suara,”kata Adi Arwan.

Sehingga, kata dia, dibutuhkan peran semua pihak. Termasuk media, untuk mendidik masyarakat, agar pemilu tahun 2019 tidak hanya melahirkan partisipasi pemilu yang tinggi. Tapi juga melahirkan pemilu yang berkualitas. “Sehungga yang lahir bukan hanya kuantitas,”ucapnya.

“Saat ini di KPU memiliki 330 orang relawan demokrasi. Masing-masing 55 per kabupaten. Mereka sudah sangat maksimal dalam satu bulan terakhir. Mereka sangat antusias bekerja membantu KPU hingga April 2019,”ucapnya.

Adi Arwan menilai, minal masyarakat untuk datang ke TPS sangat tinggi, karena adanya pemilihan presiden. Namun yang menjadi kekhawatiran adalah jangan sampai 5 surat suara tidak semuanya tercoblos sehingga peningkatan partisipasi pemilu tidak berjalan lurus dengan kualitas pemilu.

“Karena terbukti di Pileg 2014 lalu. Masih banyak yang salah mencoblos calon DPD, padahal ini sudah ada gambar. Nah bagaimana kalau surat suara yang tidak ada gambar. Makanya inilah yang menjadi tugas kita semua, agar kualitas pemilu juga lahir,”tuturnya.

(had/red)

Leave A Reply

Your email address will not be published.