TELEGRAPH.ID, MAMUJU – Hasil pemantauan Badan Pusat Statistik (BPS), harga konsumen perdesaan di Sulawesi Barat (Sulbar) menunjukkan terjadinya deflasi sebesar 0,16 persen.
Hal tersebut secara umum dipicu oleh indeks harga kelompok bahan makanan yang mengalami penurunan.
“Deflasi di daerah perdesaan terjadi di 18 provinsi di Indonesia, tertinggi di Maluku sebesar 0,78 persen dan terendah di Sumatera Utara sebesar 0,01 persen. Sedangkan di 15 provinsi lainnya mengalami inflasi,” tutur Kepala BPS Sulbar Win Rizal saat menggelar Konferensi Pers di Aula BPS Sulbar. Jumat (1/11/2019)
Win Rizal mengatakan, Provinsi Sulbar sendiri saat ini menempati urutan ke-13 dari 18 provinsi yang mangalami deflasi perdesaan.
Sedangkan untuk, Nilai Tukar Petani (NTP) di Sulawesi Barat (Sulbar) di triwulan ke-tiga tahun 2019, kata Win Rizal, masih berada di urutan teratas.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulbar, NTP Sulbar di bulan Oktober 2019 ini meningkat sebesar 0,04 persen. Angka NTP Sulbar di bulan Oktober 2019 berada di angka 112,23.
“Angka NTP ini naik 0,04 persen dibandingkan NTP September 2019. Seperti pada bulan sebelumnya, pada bulan Oktober 2019, NTP Sulbar masih menempati urutan kedua tertinggi di Indonesia,” paparnya.
Nenurut subsektor, NTP Sulbar saat ini tercatat untuk Subsektor Tanaman Pangan (NIP-P) sebesar 103,06, Subsektor Hortikultura (NTP-H) sebanyak 120,68, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) di angka 117,02, Subsektor Petemakan (NTP-T) sebesar 107,87; dan Subsektor Perikanan (NTN) sebanyak 109,13.
(ILU)