TELEGRAPH.ID –Kalimantan adalah pulau nomor tiga terbesar di dunia. Hampir seluruh orang Indonesia pasti mengenal tentang pulau ini.
Pulau yang terkenal dengan hutan tropisnya yang sangat luas dan tebal ini, lebih dikenal oleh dunia sebagai Borneo.
Lalu dari manakah asal nama Kalimantan dan Borneo ini?
Dilansir dari Havoc Weird, nama Borneo disebut berasal dari nama Brunei. Menurut sebuah catatan dari seorang utusan kerajaan Tiongkok, pada abad ke-8 hingga ke-9, Kalimantan dikenal sebagai Po-Po-Li, Po-Ni atau Bun-Lai.
Jelas sekali terdapat kemiripan nama Bun-Lai dan Brunei sehingga kemungkinan memang nama ini sudah digunakan sejak masa itu.
Tetapi terdapat pendapat lain yang menyatakan bahwa nama Borneo berasal dari nama salah satu pohon yang banyak tumbuh di wilayah tersebut pada abad ke-15.
Pohon ini bernama Borneol atau pada nama latinnya dikenal sebagai pohon Dryobalanops camphora. Pemberian nama Borneo ini berasal dari bangsa Eropa yang ketika itu banyak menemukan pohon tersebut di wilayah Kalimantan.
Nama Kalimantan yang biasa digunakan sehari-hari oleh masyarakat Indonesia disebut berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Kalamanthana. Kata-kata ini memiliki arti sebagai pulau yang memiliki hawa panas.
Nama Kalimantan ini secara resmi digunakan oleh negara untuk memberi nama ke pulauan ini karena akar katanya yang tidak berasal dari penjajah Eropa.
Berikut ini saya kutip beberapa versi mengapa Borneo menjadi sebutan Pulau Kalimantan?
Versi Eropa
Versi pertama yaitu asal-usul yang diberikan oleh orang Eropa. Jadi dulu itu orang Eropa sering menyebut Pulau Kalimantan menjadi Borneo. Kenapa? Karena saat orang Eropa beranjak ke Kalimantan, mereka banyak menemukan pohon Borneol (bahasa latin : Dryobalanops camphora) yaitu pohon yang mengandung terpetin atau bahan yang digunakan untuk antiseptik atau minyak wangi dan kamper. Karena itulah mungkin Pulau Kalimantan diberi julukan Borneo oleh mereka.
Versi Brunei
Yang kedua, lansiran dari Havoc Weird. Borneo disebut karena pada jaman dulu itu ada salah satu Kerajaan tepatnya di Kalimantan bagian Utara yaitu Kerajaan Brunei Darussalam yang pada saat itu memang sering jadi tempat persinggahan para pedagang eropa. Saat itu Kerajaan Brunei ini sedang berada di puncak kejayaannya dan merupakan salah satu Kerajaan yang menonjol diwilayah Kalimantan sekitaran abad ke-16. Entah karena kesulitan menyebut nama Brunei atau bagaimana, orang-orang eropa akhirnya menyebut Kerajaan tersebut menjadi Borneo.
Versi Tingkok
Jaman dulu, Kerajaan Tiongkok mengutus seorang utusan untuk pergi ke Pulau Kalimantan. Dikatakan menurut catatan sang utusan tersebut bahwa sekitar abad ke-8 hingga 9 Kalimantan disebut sebagai Po-Po-Li, Po-Ni, atau Bun-Lai. Walau tidak ditemukan sama sekali kemiripan dari ketiga nama dicatatan tersebut yang menunjukkan nama Borneo. Mungkin sedikit ada di salah satu nama yang Bun-Lai yang merujuk ke Kerajaan yaitu Brunei yang mungkin memang nama tersebut sudah digunakan pada jaman tersebut. Walau memang tidak ada yang menunjukkan validnya sebutan tersebut dengan julukan Borneo, tapi paling tidak kisah ini bisa untuk menambah wawasan.
Versi Salah Kaprah
Sepertinya memang pengaruh besar dari orang eropa ya. Jadi dikatakan saat jaman dulu orang eropa mengira Pulau Kalimantan ini seluruhnya dikuasai oleh Kerajaan Brunei Darussalam yang sebenarnya saat itu Kerajaan yang berdiri di Pulau Kalimantan ini ada pula yang lain. Tetapi kemudian ada sedikit komplikasi akibat peristiwa konfrontasi Indonesia/Inggris-Malaysia permulaan tahun 1960-an kemarin, akhirnya timbul anggapan, bahwa nama pulaunya Borneo, sedangkan nama bagian Indonesianya Kalimantan
Versi J. Hunt
J. Hunt dalam satu laporan berjudul Sketch of Borneo, or Pulo Kalamantan yang diserahkan pada tahun 1812 kepada Thomas Stamford Raffles, dan pernah dipublikasi dalam lampiran II terbitan: Henry Keppel, 1846, The Expedition to Borneo of H.M.S. Dido for the Suppression of Piracy, vol. 2. London: Chapman & Hall (lih. sana hlm. xvii). yang bisa saya kutip sbb.: The natives and the Malays, formerly, and even at this day, call this large island by the exclusive name of Kalamantan, from a sour and indigenous fruit so called. Borneo was the name only of a city, the capital of one of the three distinct kingdoms on the island. When Magalhaens visited it in the year 1520, he saw a rich and populous city, a luxuriant and fertile country, a powerful prince, and a magnificent court: hence the Spaniards hastily concluded that the whole island, not only belonged to this prince, but that it was likewise named Borneo.
Keterangan ini mengandung beberapa kekeliruan, yaitu (a) yang berbuah kecut itu bukan pohon setempat yang bernama kalamantan, melainkan yang bernama berunai; (b) waktu ekspedisi pelayaran kitar bumi yang dipimpin oleh Magellan mencapai Berunai, beliau sendiri sudah mati, karena tewas dalam pertempuran dengan orang Sugbu (Cebuano) di Filipina, sedangkan yang melaporkan kedatangan di Berunai itu Anthonio Pigafetta yang menulis buku harian (di mana nama kesultanan ditulis Burné). Tetapi keterangan utama mengenai penamaan pulau itu tepat.
(merdeka.com/kaskus)