Tanggap Darurat Berakhir, Gubernur Sulbar Harap Kolaborasi Penangan Bencana dengan Pemkab Berjalan
TELEGRAPH.ID, MAMUJU – Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar bersama Dansatgas Bencana Brigjen TNI, Firman Dahlan dan Wadansatgas Muhammad Idris serta seluruh unsur terkait kembali melakukan rapat telah masa tanggap darurat bencana gempa bumi magnitudo 6.2 SR berakhir kemarin 4 Februari 2021.
Setelah berakhirnya masa tanggap darurat, Gubernur berharap penanganan bencana tetap berjalan dengan berkolaborasi dengan semua unsur.
“Saya harapkan teman-teman di kabupaten berkolaborasi melakukan penanganan dan pembenahan, serta menjaga kebersihan. Yang terpenting, juga tetap memperhatikan protokol kesehatan apalagi masih dalam kondisi covid-19,” kata Ali Baal saat rapat di posko Induk kantor Gubernur, Kamis (4/5/2021).
Ali menyampaikan yang perlu mendapat penanganan serius adalah masyarakat mengalami trauma untuk diberikan trauma healing.
“Untuk itu stakeholder terkait perlu menerjunkan team yang mampu melakukan penanganan trauma healing kepada para pengungsi. Utamanya anak-anak,” ujarnya.
Danrem 142 Tatag Danrem 142 Tatag selaku Dansatgas Brigjen TNI Firman Dahlan menyampaikan, adapun yang menjadi prioritas utama pasca bencana alam di Sulbar adalah perawatan korban, penyaluran bantuan kemanusiaan dan penormalan perekonomian.
Kemudian pengembalian operasional layanan pemerintah, fasilitas umum dan sosial, pelayanan pengungsian dan kesehatan, menjamin ketersediaan BBM khususnya di rumah sakit, pendataan kerusakan rumah masyarakat dan menjamin kelancaran arus transportasi antar daerah.
“Dengan berakhirnya masa tanggap darurat sebenarnya berbagai fasilitas bantuan sudah harus dikembalikan kepada pemiliknya, namun kami sudah menyurat agar fasilitas tersebut masih tetap stand by, begitu juga dari personil kami, kami siap membantu,” kata Firman Dahlan.
Sementara Sekprov Sulbar, Muhammad Idris selaku Wadansatgas, Muhammad Idris melaporkan, dengan berakhirnya masa tanggap darurat maka berakhir pula segala tugas yang telah dicapai, namun sejumlah tugas baru kembali menunggu dan harus segera diselesaikan.
” Kalau kita lihat tugas-tugas yang berat masih menghadang adalah aspek kesehatan, kita tau betul jumlah pengungsi 71.000 sesuai yang terdata dan itu rentan dengan adanya penyakit atau ganguan kesehatan diantara mereka,” pungkas Idris. (adv)