30 Persen Anggaran Program MARASA untuk Penanganan Dampak Covid-19
TELEGRAPH.ID, MAMUJU — Wabah pandemi Covid-19 memberi dampak yang besar. Tak hanya dari sisi perubahan sosial budaya masyarakat, tapi juga dalam perekonomian.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, dalam sebuah rapat melalui video conference bersama Gubernur Se-Indoensia beberapa waktu lalu menyebutkan, pertumbuhan dunia yang semula diprediksi sekitar 3.3 persen akan mengalami kontraksi sebesar 3 persen.
Termasuk Indonsia juga akan merasakan dampak atau pengaruhnya. Bahkan, menteri perempuan ini memperediksi di tahun 2020, Perekonomian Indoensia menurun hingga 20 persen.
Untuk mengantisipasi hal itu, pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan, termasuk kebijakan refocusing anggaran mulai dari kementerian hingga ke jajaran pemerintah daerah.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat, setelah melakukan refocusing anggaran hampir 95 persen berbasis Organisasi Perangkat Daerah (OPD), kini kembali melakukan refocusing anggaran program Marasa hingga 30 persen untuk dialihkan ke program padat karya.
Marasa atau Mandiri Cerdas dan Sehat, merupakan program unggulan Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar, dalam rangka pemberdayaan masyarakat di tingkat desa.
“Program Marasa ini memang program penanggulangan kemiskinan. Orang pertama yang paling merasakan beban kemiskinan adalah kaum perempuan. Oleh sebab itu, anggaran Marasa sebesar 30 persen akan direfocussing untuk meningkatkan keterlibatan perempuan dalam program Marasa dengan melakukan kegiatan PHBS di rumah mereka dan nantinya akan diberi bansos sembako,”kata koordinator Provinsi Pendamping Desa, Nurhamza, kemarin.
Dalam acara Sosialisasi dan Launching Program Marasa tahun 2020 dan rapat Koordinasi dan Monitoring langkah-langkah penanganan desa tanggap Covid 19, Selasa (21/4/2020) Nurhamza hadir dan memberikan gambaran tentang program Marasa di tahun 2019.
Menurutnya, dengan lokus 72 desa program Marasa telah memberi stimulus yang baik dalam pemberdayaan masyarakat. Meskipun demikian masih terdapat beberapa catatan dalam perjalanannya, misalnya, kaum perempuan lebih cenderung tidak terlibat.
Jika dilihat dari info graphic padat karya tunai program Marasa, kata dia, maka terdapat sekitar 4.531 orang angkatan kerja. Dari angka ini, kaum perempuan hanya berkisar 17.26% dan selebihnya didominasi oleh kaum laki-laki.
Sementara perempuanlah yang paling merasakan dampak ekonomi dari Wabah Covid-19. Inilah alasan sehingga anggaran program Marasa direfocussing sebesar 30 untuk diarahkan ke program padat karya yang bersentuhan dengan perempuan.
Gubernur Sulawesi Barat, Ali Baal Masdar, yang hadir meresmikan pelaksanaan program Marasa 2020, menegaskan bahwa lokus desa Marasa tahun 2020 adalah 190 desa.
Ia berharap melalui program Mandiri, Cerdas dan Sehat maka desa-desa dapat berkembang serta bisa memberi perubahan kepada peningkatan ekonomi masyarakat, pemberdayaan masyarakat serta perkembangan potensi desa.
“Saya juga berharap program Marasa 2020 dapat diarahkan untuk memberikan kontribusi dalam penanganan covid 19. Data penerima bantuan harus jelas dan berjalan sesuai aturan yang berlaku,”ujar Ali Baal.(advertorial)