Media Platform Baru Sulawesi Barat

Masa Tenang, Nero (43) Ziarah ke Makam Ayahnya dan Mohon Restu Menuju Senayan

0 994


TELEGRAPH.ID, MAMUJU – Pemilu 2019 yang akan digelar pada 17 April, sudah memasuki minggu tenang, sejak hari ini, Minggu, 14 April.

Calon legislatif (Caleg) kebanyakan memanfaatkan waktu di masa tenang, untuk tetap menjaga basis pemilihnya agar tak membelok dari pilihannya.

Namun, berbeda dengan calon DPD RI Dapil Sulawesi Barat, Nero Leo Adriani (28) kelahiran Lariang Pasangkayu 1 November 1990 itu.

Alumni Hubungan Internasional The London School of Publik Relation itu, justru memanfaatkan waktunya dengan menziarahi makam Almarhum ayahnya Juffrey Leo Adriani yang wafat 2012 lalu di pemakaman islam Desa Lariang, Kabupaten Pasangkayu, Sulbar.

Nero mengatakan, tidak sempat menziarahi makam ibundanya Andi Citra Nurdin Pettalolo karena jarak yang jauh, di TPU Budi Dharma Jakarta yang wafat 2009 lalu, mendahului ayandanya.

Namun, di pusara ayahandanya, pria yang semasa kecilnya hidup di lingkungan keluarga yang sederhana ini, memninta restu atas perjuangan menuju senayan dan memohonkan ampunan untuk almarhum Ayahanda dan Ibunda.

Calon Anggota DPD RI nomor urut 43 Dapil Sulbar Nero Leo Adriani (28) ziarah ke makam ayandanya di pekuburan islam Desa Lariang, Kabupaten Pasangkayu (dok-istimewa)

“Beliau dua manusia teristimewa dalam perjalanan hidup saya, yang kini telah berada di alam barzah,”ucap senator muda kepada wartawab Telegraph.id, Minggu (14/4/2019).

Selain itu, di pusara ayahandanya Nero juga berdoa agar napak tilas perjuangan kedua orang tuanya dapat terwariskan kepadanya dalam mengembang amanah rakyat Sulbar jika nantinya terpilih sebagai DPD RI.

“Saya ingin mengambil suri tauladan dari para almarhum. Ayah saya hanyalah seorang petani, yang dulu setiap pulang sekolah saya temani bercocok tanam di kebuh, dari semangat ini saya ingin berjuang untuk seluruh rakyat Sulbar,”kata Nero.

Nero juga mengungkapkan, ibundanya juga hanyalah seorang ibu rumah tangga, yang semasa hidupnya sehari-hari menjadi penjual soto ayam dan nasi kuning, yang ia temani setiap libur sekolah.

“Kedua orang tua saya adalah sosok pahlawan yang luar biasa dalam berjuang membesarkan anak-anaknya dengan kasih sayang, sosok yang tak akan pernah digantikan oleh siapapun,”tuturnya.

Semangat itulah, kata Nero, yang ingin ia lanjutkan lewat kursi Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI agar bisa bermanfaat untuk semua masyarakat Sulbar dimasa yang akan datang.

“Semoga almarhum dan almarhuma senantiasa mendapat tempat terindah di sisi Allah SWT. Serta bangga melihat anak-anak berjuang agar bermanfaat untuk masyarakat di tanah malaqbi ini,”tuturnya.

(had/red)

Leave A Reply

Your email address will not be published.