Media Platform Baru Sulawesi Barat

Menderita Tumor Ganas, Bocah di Polman Butuh Uluran Tangan Dermawan

0 699

TELEGRAPH.ID, POLMAN – Nurhanifa, seorang gadis cilik di Dusun Kebun Dalam, Desa Bumiayu, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polman, menderita tumor ganas di lengan kirinya.

Anak bungsu dua bersaudara dari pasangan suami istri Tamsil dan Jamila menderi tumor di lengannya sejak tiga tahun lamanya.

Bocah malang itu kini hidup dalam kondisi memprihatinkan. Ia hanya bisa terbaring di rumah orang tuanya. Tannganya membengkak akibat tumor ganas yang diderita.

Ayah Nurhanifa, Tamsil tak mampu berbuat banyak untuk kesembuhan anaknya karena keterbatasan ekonomi.

Biaya pengobatan Nufhanifa mahal sementara ayahnya hanya seorang buruh tani dengan penghasilan pas pasan.

Karena itu, gadis cilik berumur 4 tahun 10 bulan itu membutuhkan uluran tangan para dermawan untuk membantu biaya perobatannya.

Tamsil menuturkan pada tahun 2017 lalu sempat membawa anaknya ke Puskesmas setempat dan dirujuk ke RSUD Polman dan diteruskan ke Makassar.

“Setelah 12 hari kami di Makassar waktu itu, langsung dioperasi kemoterapi sebanyak 16 kali, kata dokter ada pembengkakan dalam perut dan saya tinggal disana selama 1 tahun,”kata Tamsir kepada wartawan saat ditemui di rumahnya, Kamis (12/3/2020) malam.

Dikatakan, setelah hampir setahun dokter kembali menyarankan operasi. Namum pada 29 April 2018 balik ke Polman Sulbar untuk musyawarah dengan keluarga.

“Apalagi anak saya bilang waktu itu. Pak, Ma’ saya ndak mau di rumah sakit, saya mau di rumah saja minum obat,”ujarnya.

Sehingga, bukan menolak saran dokter namun mereka harus balik ke rumah disamping untuk bermusyawarah dengan keluarga juga untuk memenuhi permintaan gadis bungsunya.

“Saya bilang ke dokter, jangan dulu dok saya pulang ke Sulbar dulu musyawarah sama keluarga nanti kalau saya kembali saya telfon”katanya.

Enam bulan pascakembali dari rumah sakit, penyakit Nufhanifa yang sebelumnya divonis dokter di bagian perut justru timbul bagian disiku.

“Disitu saya mulai khawatir jadi saya belikan obat herbal saja. Sekarang ini saya minumkan obat herbal dari Palopo dengan harga Rp 1,7 Juta, selama minum obat ini sudah lumayan, tapi benjolan-benjola lain mulai bermuncul seperti diketiak dan bokong,”tutur Tamsir dengan mata berkaca-kaca.

Dia mengaku selama ini meminjam uang ke tetangga dan dana masjid dekat rumahnyanuntuk membelikan obat anaknya demi mengharapkan kesembuhan.

“Biayanya cukup mahal. Mana lagi harus biayai sekolah anak saya yang pertama,”ucapnya.

Tamsir mengaku Dinas Sosial Kabupaten Polman sudah mendatangi rumahnya, namun sekedar bertanya-tanya, kemudian meminta foto copy kartu keluarga dan KTP.

Tamsil dan istrinya hanya bisa berdoa agar anaknya diberikan kekuatan dan ketabahan. Sembari berharap ada keajaiban untuk anaknya.

“Kami ini hanya bisa berharap ada yang peduli memberikan bantuan pak. Mudah-mudahan ada masyarakat Polman khususnya di Wono bisa meringankan beban biaya perobatan,”tuturnya.(alam)

Leave A Reply

Your email address will not be published.