TELEGRAPH.ID, MAMUJU – Lembaga Kajian dan Analisa Isu Politik (LAKIP) Jakarta, baru saja merilis hasil survei yang dilaksanakan akhir Oktober 2020 lalu menggunakan responden sebesar 440 dengan tingkat kepercayaan 95%.
Menanggapi survei LAKIP, direktur Logos Politika, Maenunis Amin mengurainya dengan komparasi sejumlah lembaga lain.
“Kemarin itukan saya sudah bilang, di Pilkada Mamuju ini banyak lembaga nasional yang turun survei. Kalau mau data lebih akurat, validitasnya lebih terjamin terutama untuk pemetaan politik, ya komparasikan hasil survei mereka itu.” Ungkapnya.
Maenunis menyandingkan survei LAKIP dan JSI menitik beratkan dalam dua variabel tingkat keterpilihan dan tingkat pemilih kuat.
“Temuan survei LAKIP dan JSI itu sebenarnya sama pada kesimpulan bahwa posisi petahana Habsi-Irwan sudah dibawah 50% selisihnya saja yang berbeda sedikit. Versi LAKIP keterpilihan Habsi-Irwan 36,4% dan JSI 46,8%. Sedangkan keterpilihan Sutinah-Ado 35,9%. Selisihnya sudah sangat tipis.” Beber Maenunis.
Ditingkat Strong Voters atau pemilih kuat, Maenunis menggambarkan posisi saling salip dua Paslon pada angka yang cukup signifikan.
“Di tingkat strong voters yang justru cukup signifan terpaut. Strong voters Sutinah-Ado menurut LAKIP unggul 75% melawan 57%. Sedangkan versi JSI mengungulkan Habsi-Irwan 41,1% melawan 21,4%,” Imbuhnya.
Meski keterpihan Habsi-Irwan masih unggul 1% sedangkan tingkat pemilih kuat Sutinah-Ado 20% diatas lawannya, akan tetapi kedua Paslon masih belum menyentuh titik aman.
“Masih ada Undecided voters dan masih belum menjawab atau merahasiakan pilihannya sebesar 17 sampai 20%. Itupun saya prediksi maksimal yang bisa diambil hanya sekitar ±9%,” Kunci Maenunis.