Media Platform Baru Sulawesi Barat

Sariono Warga Wonomulyo Penderita Gondok Beracun Butuh Uluran Tangan Dermawan

0 2,140

TELEGRAPH.ID, POLMAN – Sungguh memprihatinkan melihat kondisi Sariono (42) warga Dusun I, Desa Sidorejo, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar (Polman). Ia mengidap penyakit Gondok Beracun.

Saat ditemui di rumahnya, Sariono terbaring lemah, badannya terlihat kurus.

Menurut Pipin Istri Sariono, sejak mengidap penyakit itu, suaminya susah untuk makan. Rambut di kepalanya juga hampir habis karena efek kemoterapi yang sedang dijalani.

Selain rasa sakit di leher, Sariono sering mengeluh sakit pada punggung bagian bawah saat duduk. Sehingga untuk makan dan minum, dia harus dibantu oleh istrinya.

“Benjolan di lehernya katanya sakit kalau makan. Kadang-kadang kalau cairannya keluar, dia kesakitan saat saya membersihkannya,” ujar Pipin.

Pipin keseharianya hanya menjadi ibu rumah tangga. Untuk menutupi biaya hidup keluarga dan pengobatan Sariono, Pipin mengandalkan penghasilan dari Rifki (17) anaknya. Rifki bekerja paruh waktu sebagai kurir jasa pengiriman barang dengan penghasilan rata – rata Rp 200 ribu per minggunya.

“Anak saya sempat mau bubar sekolah akibat dana kami sangat kurang, namun akhirnya anak saya tetap sekolah tapi sambil kerja jadi kurir,” tuturnya.

Pipin menceritakan, Sariono pernah dibawa berobat ke RSUD Polman, namun rekomendasi dokter, Sariono harus dirujuk ke salah satu rumah sakit di Makassar. “Karena sudah parah dan akhirinya saya ke Makassar dan kata dokter ini harus di kemo, karena kalau tidak penyakitnya makin parah,” tuturnya.

“Setelah itu dokter bilang kalau pulang ke rumah dia harus makan telur ayam kampung tapi yang putihnya saja,” sambungnya.

Sariono sempat diobati dengan obat-obatan herbal. Benjolan di dalam lehernya pecah, tapi dua bulan berjalan, Sariono sempat mengalami kejang-kejang. “Jam 2 subuh terus saya bawa ke rumah sakit lagi, setelah di sana dokter bilang suami anda kurang gula, dan ini harus di rujuk kerumah sakit Makassar, tapi suami saya tidak mau,” ungkapnya.

“Dan akhirnya saya bawa suami saya ke ahli pembengkakan tiap minggu dan biayanya 150 per minggu,” ungkapnya.

Sambil menahan air mata, Pipin tak pernah putus asa mengharapkan kesembuhan suami tercintanya. Meskipun dengan beban biaya pengobatan yang cukup berat. Ia berharap ada uluran tangan dari dermawan yang ingin membantu biaya pengobatan Sariono.

“Harapan saya Sariono segera diberi kesembuhan,” harapnya.

(ALAM)

Leave A Reply

Your email address will not be published.