MELAYANI IBU PERTIWI, tema besar yang diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada muktamar di Nusa Dua Bali (20/08).
Ibu Pertiwi merupakan personifikasi atas tanah, air dan bangsa-bangsa yang hidup beranak-pinak di bumi Nusantara– Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pilihan untuk “melayani ibu pertiwi” bukan “dilayani”, bagi PKB, sesungguhnya adalah pilihan untuk menghibahkan diri bagi kepentingan bangsa dan negara ini secara total.
Melayani Ibu pertiwi adalah pengejawantahan tugas manusia sebagai wakil Tuhan di muka bumi, menjadi Khalifah. Khalifah Fill ardh.
PKB berangkat dari tiga pendulum dasar dalam bergerak: hablumminallah, habluminannas dan habluminnal alam. Hubungan dengan Tuhan Yang Maha Kuasa, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam.
Sakralitas nilai-nilai dasar tersebut yang kemudian membuat partai yang secara “genetikal” berhubungan Nahdlatul Ulama ini, dalam setiap pengambilan keputusan wajib bersandar pada sisi-sisi kemanusiaan (ukhuwah insaniyah), ke-Islaman (ukhuwah Islamiyah) dan sisi kebangsaan (ukhuwah wathoniyah).
Nilai-nilai dasar tersebut pula yang membuat PKB tidak kaku, rigid, dan cenderung lentur menyelaraskan antara relasi bernegara, beragama dan berbudaya.
Pertanyaannya, apakah kader-kader PKB akan mampu membumikan tema besar “melayani ibu pertiwi” di tengah kompleksitas permasalahan bangsa yang dijejali paham individualisme, primordialisme, sektarianisme , fundamentalisme bahkan eksklusifisme ?
Hal inilah yang akan kita tunggu, hasil-hasil apa saja yang akan mengemuka di Muktamar Bali nanti, dan pasca para muktamirin kembali ke kampung halaman masing-masing.
MUHAMMAD ARIF
Media Center PKB Sulbar